Fakta Tentang Burung Pelatuk

Pengetahuan

 

Burung pelatuk merupakan salah satu jenis burung yang memiliki kebiasaan unik. Burung yang juga disebut dengan nama woodpecker ini dapat ditemukan hampir di seluruh dunia karena persebarannya yang luas. Burung ini lebih suka tinggal dan hidup di hutan belantara yang memiliki banyak kayu dan pohon yang menjadi favoritnya.

Selain fakta bahwa burung yang satu ini senang hidup di hutan belantara dan senang mematuki pohon, jenis burung yang satu ini juga memiliki ciri lain yang membedakannya dari burung-burung lain. Berikut ini beberapa fakta unik tentang jenis burung yang satu ini.

  1. Patukan yang sangat cepat

Salah satu ciri khas yang paling menonjol dari jenis burung yang satu ini adalah kegemarannya mematuki benda-benda seperti kayu dan pohon. Patukan burung yang satu ini sangat cepat hingga mencapai 20 patukan per detik. Sebagai jenis burung yang hidup dengan mematuk, burung ini dapat mematuk hingga mencapai jumlah yang fantastis setiap harinya, yaitu 10 hingga 12 ribu kali.

Selain patukannya yang sangat cepat, burung yang satu ini juga mengeluarkan bunyi-bunyian yang menarik seperti membuat bunyi seperti alarm atau bunyi seperti sedang berceloteh.

  1. Lidah yang sangat panjang

Burung woodpecker tak hanya memiliki patukan yang sangat cepat, tetapi juga memiliki lidah yang sangat panjang. Panjang lidah burung yang satu ini bahkan dapat mencapai 10 cm, yaitu tiga kali lipat dari panjang paruhnya.

Kebanyakan struktur lidah dari burung woodpecker adalah seperti duri yang lengket. Struktur lidah ini sangat berguna untuk menangkap serangga yang ada di lubang pepohonan. Lidah yang sangat panjang ini secara otomatis akan tersimpan di antara tengkorak kepala belakang burung ini apabila tidak sedang digunakan.

  1. Tengkorak kepala yang kuat

Burung woodpecker atau pelatuk ini memiliki tengkorak kepala yang paling kokoh dan kuat jika dibandingkan dengan jenis burung lain pada umumnya. Hal ini merupakan keistimewaan yang diberikan kepada pelatuk sehingga burung yang satu ini tetap dapat bertahan walaupun kepala burung ini terus terguncang karena aktivitas mematuk hingga ribuan patukan per harinya.

Keistimewaan ini membuat pelatuk tak pernah memiliki masalah dengan kepalanya walaupun burung ini mematuk setiap hari dengan jumlah patukan yang fantastis dan pada objek yang sangat keras sekalipun.

  1. Beberapa spesiesnya terancam punah

Woodpecker atau pelatuk merupakan jenis burung yang memiliki ratusan spesies. Ratusan spesies pelatuk tersebar di seluruh dunia. Namun, di antara spesies pelatuk yang begitu banyak, beberapa spesies pelatuk yang paling terkenal seperti  red-headed, downy dan pileated keberadaannya terancam punah karena polusi udara dan terusiknya habitat alami mereka.

  1. Sangat setia pada pasangannya

Burung woodpecker termasuk dalam kelompok hewan monogami yang hanya memiliki satu pasangan selama hidupnya. Dengan kata lain, burung jenis ini sangat setia pada pasangannya. Satu pasang burung jenis ini tinggal di sarang yang sama. Pelatuk betina dapat menelurkan tiga hingga lima butir telur sekali bertelur.

Pelatuk membutuhkan waktu setidaknya dua minggu untuk menetaskan telur-telurnya. Anak pelatuk umumnya siap meningggalkan sarang untuk berburu makanan setelah berumur 20 hingga 30 hari. Oleh karena itu, burung ini harus dilestarikan karena jika pasangannya mati atau ditangkap, maka ia akan sulit untuk bereproduksi.

Suara Khas

Pelatuk, seperti pelatuk bawang atau Dinopium javanese merupakan salah satu burung dengan suara kicauan yang tajam. Burung yang juga disebut pelatuk besi ini biasa dijadikan pelengkap dalam ritual berbagai upacara adat di beberapa daerah di Indonesia. Namun, suara kicauannya yang tajam juga dapat digunakan untuk memaster burung lain seperti cucak ijo, kacer, dan murai batu.

Selain pelatuk bawang, masih ada beberapa spesies pelatuk atau woodpecker yang memiliki karakter suara yang tajam seperti pelatuk tunggir-emas atau Chrysocolaptes guttacristatus dan caladi tikotok atau Hemicircus concretus.

Pelatuk tunggir-emas secara fisik mirip dengan pelatuk bawang. Pembedanya hanya garis serta bercak hitam di bagian pipi serta tenggorokannya. Pelatuk tunggir-emas banyak tersebar di Indonesia dan dapat ditemukan di hutan Jawa, Sumatera dan Kalimantan.

Sedangkan burung caladi tikotok adalah burung yang memiliki ciri khas yaitu jambulnya yang panjang dan dahi merah. Burung ini termasuk spesies burung yang pemalu dan dapat dijumpai di Sumatera dan Kalimantan.

Masing-masing burung yang telah disebutkan memiliki karakter suara yang tajam dengan irama cepat yang berbeda-beda. Kombinasi dari suara ketiganya merupakan suara yang cocok untuk digunakan sebagai masteran.

Namun, untuk mendapatkan suara ketiga burung tersebut Anda tidak harus memiliki ketiga burung tersebut. Terlebih di zaman digital seperti sekarang di mana rekaman dan berkas audio dapat ditemukan dengan mudah.

Untuk menghasilkan suara masteran yang bagus, Anda dapat download suara burung pelatuk di internet. Di internet, ada banyak berkas audio yang dapat diunduh dengan download suara burung pelatuk secara gratis.