Cara Membudidayakan Jeruk Ponkam Yang Baik

Uncategorized

Jeruk ponkam atau sering disebut jeruk Mandarin merupakan salah satu jenis jeruk ayang banyak digemari. Jeruk ini saat kaya akan air. Selain itu rasanya juga manis dan segar. Berdasarkan kepercayaan orang china, bahwa warna kuning seperti warna kulit jeruk ponkam merupakan warna kemakmuran. Hal ini sesuai dengan warna pada emas. Karakteristik khusus dari jeruk ini adalah memiliki buah yang berkulit tebal dan berukuran besar. Pada mulanya, jeruk jenis ini ditemukan di China dan Asia Tenggara. Yang kemudian pada tahun 1800 an dibawa oleh bangsa Amerika dan Eropa. Di Indonesia sendiri, jeruk ponkam atau jeruk Mandarin merupakan salah satu jenis jeruk yang sangat populer.

Selain rasanya yang enak, jeruk ponkam juga memiliki beragam manfaat. Menurut penelitian yang dilakukan di Jepang. Jeruk ini bermanfaat untuk resistensi insulin, mencegah terjadinya kanker, dan pengerasan pada pembuluh darah. Untuk masalah pembudidayaan, jeruk ponkam tidak terlalu sulit dibudidayakan. Caranya adalah

  1. Ambil biji dari buah jeruk Mandarin, setelah itu biji tersebut direndam di dalam air selama satu malam.

  2. Setelah direndam satu malam, biji tersebut tidak langsung ditanam tetapj dibuang terlebih dahulu lapisan kulit luar atau kulit arinya. Hal ini dilakukan karena biji kulit ponkam memiliki ketebalan yang lumayan.

  3. Setelah kulit luar dari biji jeruk dikupas. Selanjutnya dilakukan proses penyemaian. Proses penyemaian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

  • Cara yang pertama adalah dengan melakukan penyemaian di polybag. Untuk media tanam bisa ditambahkan pupuk. Atau jika tidak ingin menggunakan polybag dapat menggali lubang secara langsung di atas tanah.

  • Cara yang kedua adalah dengan menggunakan media tisu. Untuk cara yang satu ini mungkin terdengar asing namun bisa kamu coba. Caranya darah dengan menyusun tisu yang telah dibasahi ke dalam toples. Lalu semai biji yang telah dikupas. Tutup kembali dengan menggunakan tisu yang dibasahi. Terakhir tutup toples tersebut dengan rapat. Ketika biji sudah membentuk kecambah, baru bisa di pindahkan ke media tanam yang diinginkan.