Cara mengajari anak berpikir rasional dengan mudah

Uncategorized

Anak memiliki pola pikir yang bermacam-macam sesuai dengan apa yang mereka pahami, sehingga orang tua perlu cara mengajari anak berpikir rasional agar anak tidka terlalu tenggelam dalam khayalannya sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan banyak cara, misalnya setiap anak menceritakan banyak hal yang tidak masuk akal, orang tua dapat menjelaskannya bahwa hal yang sebenarnya terjaid tidak seperti apa yang anak pikirkan. Atau cara yang lain yang bisa dilakukan adalah dengan menunjukkan kepada anak banyak hal yang terjadi dengan sesungguhnya, jadi anak mampu membedakan apa yang nyata dan hanya imajinasi saja. Hal ini biasanya dipengaruhi karena anak terlalu banyak memahami hal yang sebenarnya tidak terjadi, misalnya kartun yang sering ditontonoleh anak.

Rasionalkan pikiran anak

Banyak berbicara tentang perkara yang sebenarnya juga bisa dilakukan untuk mengubah pola berpikir anak menjadi lebih rasional. Karena anak yang terus berhayal juga tidak akan baik untuk kesehatan pola pikirnya, jadi orang tua harus mampu meluruskan setiap pemikiran anak yang sekiranya mengarah pada imajinasi. Meskipun nanti pada akhirnya anak akan memahaminya sendiri, namun orang tua dan lingkugan juga sangat mempengaruhi anak dalam berpikir. Apalagi anak biasanya cenderung percaya pada hal yang dilihat dan di dengarkan saja daripada memikirkan apakah hal tersebut baik atau tidak, disinilah orang tua sangat diperlukan memiliki cara mengajari anak berpikir rasional.

Anak dan dunianya

Anak memang cenderung memiliki pemikirannya sendiri terhadap suatu hal, jadi orang tua harus membantu anak untuk memfilter semua hal yang di konsumsi oleh penglihatan dan pendengaran anak. Karena satu saja kesalahan anak dalam berpikir akan membantu mengubah karakter anak di kemudian hari. Jadi, anak harus selalu dijaga dalam semua keadaan, mulai dari pola pikir, pola laku, atau pola makan, semuanya adalah tanggungjawab orang tua. Cara yang dapat dilakukan seperti diatas, harus dilakukan secara pelan-pelan, karena anak  tidak bisa menyerap banyak pengetahuan dalam sekali diajari saja.