Normal Bising Usus Langkah Awal Untuk Mendeteksi Penyumbatan Usus

Uncategorized

Kw : Normal Bising Usus

 

Pernahkah anda menyadari bahwa kadang perut manusia mengeluarkan bunyi? Entah saat anda lapar atau ketika anda ingin mendengarkan perut ibu dengan sangat dekat. Bunyi yang anda dengarkan tersebut merupakan bising usus. Bising usus adalah suara yang muncul di sekitar area perut yang biasanya didengarkan oleh tenaga medis melalui stetoskop.

Bising usus yang normal memiliki frekuensi sekitar 5 sampai 34 kali per menit, sedangkan jarak antar siklus bising dapat mencapai 5 sampai 35 menit. Artinya dokter memiliki waktu lebih dari 35 menit dalam pemeriksaan bising usus normal karena tidak tidak semua bising usus terdengar. Bising usus erat kaitannya dengan gerakan peristaltik. Peristaltik adalah gerakan semacam gelombang kontraksi otot yang berfungsi mendorong dan mengaduk makanan agar bisa masuk ke saluran pencernaan. Gerakan peristaltik ini juga bertugas untuk mengaduk makanan dengan cairan pencernaan yang tersedia sehingga menjadi campuran lengket yang disebut Chyme. Tapi kenapa perut masih bisa berbunyi dalam kondisi perut kosong? Itu merupakan bentuk respon dari saluran pencernaan yang mulai memproduksi hormon guna menstimulus saraf lokal untuk mengirimkan pesan ke otak. Otak selanjutnya akan memberi sinyal balasan kepada otot pencernaan untuk melakukan gerakan peristaltik kembali.

Bising usus telah lama menjadi patokan untuk mendeteksi adanya penyumbatan yang terjadi pada usus, namun bising usus tidaklah cukup dijadikan patokan pemeriksaan. Untuk mengetahui dengan jelas ada atau tidaknya penyumbatan yang terjadi pada usus maka dibutuhkan pemeriksaan lanjut sepenti rontgen, tes darah, endoskopi, dan USG. Bising usus normal bisa mengalami penurunan frekuensi karena beberapa penyebab diantarany meradangnya selaput pembungkus rongga perut, sumbatan usus karena kelumpuhan otot di usus, luka radiasi, efek samping dari penggunaan obat, dan operasi yang dilakukan pada area perut. Di lain sisi bising usus juga bisa mengalami peningkatan jika terjadi gangguan pada saluran makanan seperti diare(peningkatan frekuensi BAB lebih dari 3x), infeksi, penggunaan obat pencahar, keracunan makanan, alergi,hipertiroidisme, hiperkalsemia, dan pendarahan di saluran pencernaan.